CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

April 01, 2008

SALAM MAULIDUR RASUL

Salam,Di kesempatan ini saya ingin mengucapkan Selamat Menyambut Maulidur Rasul, nabi kesayangan kita Muhammad SAW. Moga dengan mengingati serta menyayanginya, ada syafa'at di Akhirat nanti. Tiada yang lebih baik di hari pembalasan nanti selain amal yang soleh, rahmat dari Allah dan syafaat dari kekasih NYA.WallahualamUtk Renungan Bersama.Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun engganmengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikankhutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cintakasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua perkarapada kalian, Al-Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku,bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuksyurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandanganmata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satupersatu.Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar adanya naik turunmenahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Alimenundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudahtiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabatkala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergasmenangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun darimimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pastiakan menahan detik-detik berlalu.Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedangdi dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yangberkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkansalam . "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannyamasuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkanbadan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyatasudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?""Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu denganpandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajahanaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskankenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialahmalaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibriltidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnyasudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghuludunia ini."Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" TanyaRasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telahterbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebarmenanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkanRasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senangmendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimananasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernahmendengar Allah berfirman kepadaku: 'Ku haramkan syurga bagi siapa saja,kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruhRasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnyamenunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kaumelihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah padaMalaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allahdirenggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullahmemekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nianmaut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergeraklagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segeramendekatkan telinganya "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku",peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimahmenutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya kebibir Rasulullah yang mulai kebiruan."Ummatii, ummatii, ummatiii?" -"Umatku, umatku, umatku" Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberisinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepadakita.Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untukmencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin....

0 comments: